Perang dingin dianggap sebagai awal lahirnya kapitalisme global dan kehancuran marxis. Dimana pada tahun 1980-an dan awal tahun 1990 bubarnya negara Uni Soviet. Hal ini mengakibatkan keraguan terhadap rezim komunis dapat bertahan dalam sistem kesalingtergantungan dan kerja sama masyarakat global yang didominasi oleh negara-negara kapitalisme. Dimana pada saat itu masyarakat menganggap bahwa masa depan dunia ada pada liberal dan kapitalisme. Namun dalam dua dekade kemudian, marxis kembali bangkit dengan dua alasan, yaitu:
1. Para pengikut marxis di uni soviet merasa bahwa mereka diberikan suatu harapan dan janji terhadap kondisi pada saat itu dan perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam kondisi ini terjadi perpecahan dalam blok uni soviet sehingga mendorong paham marxis menjadi ideologi negeranya.
Sederhanya adalah ketika menyadari bahwa banyak konsep dan praktek yang diambil sebagai aksiomatik marxis, seperti partai pelopor, sentralisme demokratis dan ekonomi komando terpusat.
2. Marxis memiliki suatu kekuatan dalam menganalisis krisis yang terjadi. Dimana pada 1987-1990an kapitalisme global telah mengakibatkan parah kondisi keuangan dunia dan memperburuk kehidupan manusia. Sihingga marxis muncul dengan pandangan yang berbeda. Dimana marxis berpendapat bahwa efek dari kapitalisme global adalah untuk memastikan bahwa kuat dan kaya terus berkembang dengan mengorbankan kekuasaan yang kurang dan miskin.
Teori Marxis ini juga berpendapat bahwa kemakmuran relatif tergantung pada banyaknya kemiskinan, seperti banyaknya kesengsaraan, penderitaan kerja keras, perbudakan, kebodohan, dan kebrutalan.
Marxis mengemukakan sebuah konsep tentang perjuangan kelas yang memainkan peran sentral dalam pembangunan masyarakat, dengan mengemukakan bagaimana pambangunan tersebut dilakukan dari penindasan borjuis kapitalisme menuju sosialis sehingga menciptakan masyarakat tanpa kelas.
Teori marxis dalam politik dunia
Marxis berkembang berawal dari kritik yang diberikan oleh sejumlah pemikir awal abad ke-20an terhadap imperialisme maju. Mereka diantaranya adalah :
• Lenin 1917
Dalam sebuah pamflet yang berisi ”Imperialisme, the Highest Stage of Capitalism”, dia menyatakan bahwa kapitalisme telah mengembangkan sistem monopoli kapitalisme. Dimana mereka mengeksploitasi masyarakat bawah demi kepentingan kaum borjuis. Selain itu, ia juga memunculkan konsep core dan periphery. Dimana dengan berkembangnya konsep ini mengakibatkan tak ada lagi keselarasan kepentingan diantara seluruh pekerja.
Dalam pendekatan World-system terdapat dua elemen penting mengenai politik dunia yaitu:
Pertama, politik domestik dan internasional bertempat dalam kerangka ekonomi dunia kapitalis
Kedua, negara bukan satu-satunya aktor penting dalam dunia politik, tetapi kelas sosial juga memainkan peran yang signifikan.
Pendapat lain juga dikembangkan oleh Raul Presbich yang berpendapat bahwa masyarak kelas bawah menderita sebagai akibat dari penurunan perdagangan. Dimana dia menyarankan untuk meningkatkan harga pokok produksi dari bahan baku.
Kunci dari teori sistem dunia Wallerstein
Immanuel Wallerstein menjelaskan tentang bentuk organisasi sosial yang terbagi kedalam dua tipe :
World-empire
Dimana dalam sistem politik yang terpusat menggunakan kekuasaannya untuk mendistribusikan sumber daya dari daerah periphery ke daerah core atau inti.
World-economy
Dalam hal ini dilakukan melalui pasar sebagai media dengan banyak pusat kekuasaan yang bersaing satu sama lain.
Wallerstein menambahkan satu zona ekonomi yang dinamakan semi-periphery. Menurutnya, zona memiliki peran pertengahan dalam world system yang menampilkan karakteristik inti dan periphery tertentu. Semi-periphery memainkan peran khusus dalam perekonomian dan politik dalam world system. Juga berperan dalam menstabilkan struktur politik dari world system.
Menurut para teoris world system, ketiga zona tersebut berhubungan satu sama lain dalam hubungan eksploitatif. Dimana konsekuensinya ialah yang kaya makin kaya sedangkan yang miskin menjadi miskin.
World-system theory telah menjadi sub bidang kaji dalam teori marxis dan hubungan internasional. Christopher Chase-Dunn lebih menekankan peran sistem antar Negara daripada Wallerstein. Sementara itu, Frank dan Gills berpendapat bahwa world-system theory yang jauh lebih tua didasarkan pada Timur Tengah.
Gramscianism
Gramscianism mengembangkan teori hegemoni yang mencerminkan konseptualisme kekuasaan. Dia mengembangkan konsep Machiavelli. Gramsci menyatakan bahwa konsep ini telah dikembangkan dalam masyarakat kurang berkembang seperti Rusia pra-evolusi tapi tidak terjadi di negara-negara maju barat. Sistem ini juga dipertahankan oleh Robert W. Cok dengan mengembangkan pendekatan Gransian dengan melakukan kritik atas berlakunya International Relations Theoris dan ekonomi politik internasional.
Salah satu implikasi utama dari ini adalah bahwa tidak ada pemisahan antara fakta dan nilai. Dimana teori pasti membawa nilai-nilai untuk analisis. Cox menyarankan bahwa kita perlu untuk melihat secara dekat teori-teori, ide-ide, analisis yang mengklaim secara objektif atau nilai-bebas, dan bertanya siapa atau apa itu, dan apa tujuan dilakukannya?
Cox adalah subyek realisme, dan khususnya kontemporer variannya neo-realisme. Menurut cox, teori ini adalah untuk melayani kepentingan orang-orang yang makmur di bawah perintah yang berlaku, yaitu dalam habitat negara-negara berkembang, dan khususnya para elit yang berkuasa. Cox menerapkan konsep hegemoni gramsci kedalam ruang lingkup internasional dengan berargumen bahwa hegemoni adalah sesuatu yang penting untuk mempertahankan stabilitas dan keberlangsungan seperti halnya dalam level domestik. Ex : dua hegemon AS dan Inggris tentang perdagangan bebas.
Teori Kritis
Tanpa diragukan lagi, banyak tumpang tindih antara teori kritis dan pendekatan gramscian dalam mempelajari politik dunia. Seperti kita lihat dalam bagian sebelumnya, Robert cox W. mengacu pada pendekatannya sendiri yang menyatakan gramscian dipengaruhi sebagai teori kritis.
Selain itu, baik gramscian dan teori kritis berakar di Eropa barat pada tahun 1920-an dan 1930-an dan waktu di mana Marxisme dipaksa untuk berdamai, tidak hanya dengan kegagalan dari serangkaian pemberontakan revolusioner, tetapi juga dengan munculnya fasisme. Namun demikian, ada perbedaan antara mereka. Kontemporer teori kritis dan pemikiran gramscian dalam hubungan internasional menggunakan ide-ide dari para pemikir yang berbeda, dengan perbedaan intelektual. Selain itu juga ada perbedaan jelas dalam fokus antara dua teori ini, dimana gramscian cenderung lebih peduli dengan masalah yang berhubungan dengan ekonomi politik internasional sedangkan teori kritis lebih mengacu pada masyarakat internasional dan keamanan internasional.
Contoh lainnya adalah bahwa teori kritis sangat meragukan, apakah proletariat dalam masyarakat kontemporer tidak sebenarnya mewujudkan potensi pembebas transformasi dengan cara yang Marx telah percaya. Sebaliknya, dengan munculnya budaya massa dan peningkatan komodifikasi unsur, pemikir sekolah Frankfurt berpendapat bahwa kelas pekerja telah cukup diserap oleh sistem dan tidak lagi merupakan ancaman untuk itu.
Selasa, 24 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar